Baru aja beres baca satu novel, yang kalo boleh kubilang, manis, menyejukkan, dan penuh kata bijak tentang kehidupan tanpa terasa menggurui.
Novel karya Marc Levy ini bukan karya baru sih, cuma aku aja yang baru baca, huehuehue. Ni novel udah pernah dibuatin filmnya yang berjudul Just Like Heaven yang dibintangi sama Reese Witherspoon.
Ternyata baca seri novelnya emang lebih menggugah dibanding nonton filmya. Bukan filmnya gak bagus, cuma banyak kata-kata bijak yang menggambarkan kecerdasan penulisnya yang gak bisa puas terungkap di film karena adanya batasan durasi. Contoh lainnya kayak Harry Potter, DaVinci Code, dan masih banyak lagi.
Singkatnya novel ini bercerita tentang Lauren, salah satu mahasiswi kedokteran pandai yang sedang magang di rumah sakit dimana setiap hari ia selalu disibukkan dengan tugas-tugasnya sebagai dokter untuk menyelamatkan nyawa pasien. Sampai suatu hari ia mendapatkan waktu berlibur yang hendak dihabiskannya untuk mengunjungi seorang teman. Namun nasib malang menghampiri, ia mengalami kecelakaan, selamat, namun koma mendalam. Arwahnya pun berkelana dan ditemukan oleh seorang arsitek bernama Arthur di bekas apartemen Lauren yang kini ditinggali oleh Arthur. Mereka pun berbagi pengalaman hidup, hingga mau tak mau keduanya saling jatuh cinta. Tapi kenyataan pahit datang, Ibu Lauren memutuskan untuk mencabut alat bantu kehidupan Lauren karena ia tak kunjung sadar dari koma. Arthur pun memutuskan menyelamatkan Lauren dengan cara menculik tubuhnya dan membawanya ke rumah tempat ia dibesarkan. Sampai akhirnya tindakan Arthur tersebut diketahui oleh seorang Letnan Polisi yang mau menolongnya agar Arthur mau mengembalikan badan Lauren tanpa harus masuk penjara. Arthur dan Lauren pun menghabiskan detik demi detik waktu yang mereka miliki dengan sebaik mungkin. Sampai akhirnya Lauren menghilang.. Kembali ke tubuhnya :)
Hm.. Ada beberapa pikiran si pengarang yang membuatku terkesan dalam novel itu,
Disepanjang perjalanan panjang yang menunggumu, jangan pernah kehilangan jiwa kanak-kanakmu, jangan lupakan impian-impianmu. Itulah yang akan menjadi penggerak kehidupanmu, yang kan membentuk rasa dan harum pagi-pagimu.
Cinta memiliki rasa yang manis, ingatlah bahwa kita perlu memberi untuk menerima; ingatlah bahwa kita perlu menjadi diri sendiri untuk dapat mencintai. Sayangku, berpeganglah pada nurani, setialah pada keberadaanmu dan perasaanmu. Nikmatilah hidupmu, karena kau hanya punya satu.
Dan pandangannya tentang kematian; "Ketika kau telah melewatkan hari yang menyenangkan, bangun pagi-pagi untuk menemaniku memancing, berlari-lari, merawat rumpun mawar, malam harinya kau kelelahan, kan? Walaupun tidak suka harus tidur, akhirnya kau senang naik ke tempat tidur. Hidup juga seperti hari-hari itu. Kalau hidup kita penuh dan kaya, ketika semakin tubuh kita tua dan semakin sulit menanggung semua, gagasan bahwa kita akan tidur selamanya tidak lagi menakutkan seperti sebelumnya."
Dan tentang orang tua; Orangtua adalah gunung yang berusaha kita daki sepanjang hidup, tanpa menyadari pada suatu hari kitalah yang menjadi gunung itu. Kau tahu, tak satu hal pun yang lebih rumit daripada membesarkan anak. Sepanjang hidup kita berusaha memberikan semua yang kita yakini benar, kemudian menyadari kita tak henti-hentinya keliru. Tetapi bagi kebanyakan orangtua, semua itu karena cinta, meskipun kadang-kadang kita tidak dapat menghindari bertindak egois.
Masih banyak lagi siih.. benernya. Cuma berhubung ada yang lagi mengomel pada detik aku mengetik ini, jadi gak konsen buat dicari-cari. Pokoknya bukunya oke deh, menggelitik lembut gitu deh... huehuehue. Coba aja baca sendiri :p
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
gua baca buku sains saja sis......
ReplyDeletesalam dr Malaysia!!!
Science book is good. But this, refresing :p
ReplyDelete